Prosedur Supervisi Klinis
Prosedur supervisi klinis berlangsung dalam suatu proses berbentuk
siklus, terdiri dari tiga tahap yaitu: tahap pertemuan pendahuluan,
tahap pengamatan dan tahap pertemuan balikan. Dua dari tiga tahap
tersebut memerlukan pertemuan antara guru dan supervisor, yaitu
pertemuan pendahuluan dan pertemuan lanjutan.
Dalam tahap ini supervisor dan guru bersama-sama membicarakan rencana
tentang materi observasi yang akan dilaksanakan. Tahap ini memberikan
kesempatan kepada guru dan supervisor untuk mengidentifikasi perhatian
utama guru, kemudian menterjemahkannya kedalam bentuk tingkah laku yang
dapat diamati. Pada tahap ini dibicarakan dan ditentukan pula jenis data
mengajar yang akan diobservasi dan dicatat selama pelajaran
berlangsung. Suatu komunikasi yang efektif dan terbuka diperlukan dalam
tahap ini guna mengikat supervisor dan guru sebagai mitra didalam
suasana kerja sama yang harmonis.
Secara teknis diperlukan lima langkah utama bagi terlaksananya pertemuan pendahuluan dengan baik, yaitu:
1) Menciptakan suasana intim antara supervisor dengan guru sebelum langkah-langkah
selanjutnya dibicarakan.
2) Mengkaji ulang rencana pelajaran serta tujuan pelajaran.
3) Mengkaji ulang komponen keterampilan yang akan dilatihkan dan diamati.
4) Memilih atau mengembangkan suatu instrumen observasi yang akan
dipakai
untuk merekam tingkah laku guru yang akan menjadi perhatian
utamanya.
5) Instrumen observasi yang dipilih atau yang dikembangkan dibicarakan bersama
antara guru dan supervisor.
b. Tahap Pengamatan/Observasi Mengajar
Pada tahap ini guru melatih tingkah laku mengajar berdasarkan
komponen keterampilan yang telah disepakati dalam pertemuan pendahuluan.
Di pihak lain supervisor mengamati dan mencatat atau merekam tingkah
laku guru ketika mengajar berdasarkan komponen keterampilan yang diminta
oleh guru untuk direkam. Supervisor dapat juga mengadakan observasi dan
mencatat tingkah laku siswa di kelas serta interaksi antara guru dan
siswa.
Kunjungan dan observasi yang dilaksanakan supervisor bermanfaat untuk
mengetahui pelaksanaan pembelajaran sebenarnya. Manfaat observasi
tersebut antara lain dapat:
- Menemukan kelebihan atau kekurangan guru dalam melaksanakan pembelajaran guna pengembangan dan pembinaan lebih lanjut;
- Mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam melaksanakan suatu gagasan pembaharuan pengajaran;
- Secara langsung mengetahui keperluan dan kebutuhan masing-masing guru dalam melaksanakan proses belajar-mengajar;
- Memperoleh data atau informasi yang dapat digunakan dalam penyusunan program pembinaan profesinal secara terinci;
- Menumbuhkan kepercayaan diri pada guru untuk berbuat lebih baik; serta
- Mengetahui secara lengkap dan komprehensif tentang hal-hal pendukung kelancaran proses belajar-mengajar.
Dalam proses pelaksanaannya, supervisor seharusnya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Menciptakan situasi yang wajar, mengambil tempat didalam kelas yang tidak menjadi pusat perhatian anak-anak, tidak mencampuri guru yang sedang mengajar, sikap waktu mencatat tidak akan menimbulkan prasangka dari pihak guru.
- Harus dapat membedakan mana yang penting untuk dicatat dan mana yang kurang penting.
- Bukan melihat kelemahan, melainkan melihat bagaimana memperbaikinya.
- Harus diperhatikan kegiatan atau reaksi murid-murid tentang proses belajar.
c. Tahap Pertemuan Lanjutan
Sebelum pertemuan lanjutan dilaksanakan supervisor mengadakan
analisis pendahuluan tentang rekaman observasi yang dibuat sebagai bahan
dalam pembicaraan tahap ini. Dalam hal ini supervisor harus
mengusahakan data yang obyektif, menganalisis dan menginterpretsikan
secara koperatif dengan guru tentang apa yang telah berlangsung dalam
mengajar.
Setelah melakukan kunjuangan dan observasi kelas, maka supervisor
seharusnya dapat menganalisis data-data yang diperolehnya tersebut untuk
diolah dan dikaji yang dapat dijadikan pedoman dan rujukan pembinaan
dan peningkatan guru-guru selanjutnya. Masalah-masalah professional yang
berhasil diidentifikasi selanjutnya perlu dikaji lebih lanjut dengan
maksud untuk memahami esensi masalah yang sesungguhnya dan faktor-faktor
penyebabnya, selanjutnya masalah-masalah tersebut diklasifikasi dengan
maksud untuk menemukan masalah yang mana yang dihadapi oleh kebanyakan
guru di sekolah atau di wilayah itu. Ketepatan dan kehati-hatian
supervisor dalam menimbang suatu masalah akan berpengaruh terhadap
keberhasilan proses pembinaan professional guru yang bersangkutan
selanjutnya.
Dalam proses pengkajian terhadap berbagai cara pemecahan yang mungkin
dilakukan, setiap alternatif pemecahan masalah dipelajari kemungkinan
keterlaksanaannya dengan cara mempertimbangkan factor-faktor peluang
yang dimiliki, seperti fasilitas dan kendala-kendala yang mungkin
dihadapi. Alternatif pemecahan masalah yang terbaik adalah alternatif
yang paling mungkin dilakukan, dalam arti lebih banyak faktor-faktor
pendukungnya dibandingkan dengan kendala yang dihadapi. Disamping itu,
alternatif pemecahan yang terbaik memiliki nilai tambah yang paling
besar bagi peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa.
Langkah-langkah utama pada tahap pertemuan lanjutan adalah:
(1) Menanyakan perasaan guru secara umum atau kesan umum guru ketika ia mengajar
serta memberi penguatan.
(2) Mengkaji ulang tujuan pelajaran.
(3) Mengkaji ulang target keterampilan serta perhatian utama guru.
(4) Menanyakan perasaan guru tentang jalannya pelajaran berdasarkan target dan
perhatian utamanya.
(5) Menunjukan serta mengkaji bersama guru hasil observasi (Rekaman data).
(6) Menanyakan perasaan guru setelah melihat rekaman data tersebut.
(7) Menyimpulkan hasil dengan melihat apa yang sebenarnya merupakan
keinginan atau
target guru dan apa yang sebenarnya terjadi atau
tercapai.
(8) Menentukan bersama-sama dan mendorong guru untuk merencanakan
hal-hal
yang perlu dilatih atau diperhatikan pada kesempatan berikutnya.
0 comments:
Post a Comment