HUBUNGAN
STRATEGI BISNIS
DAN STRATEGI SDM
STRATEGI-STRATEGI
ORGANISASI
Strategi-strategi yang dijalankan perusahaan
bermacam-macam. Berdasarkan level organisasi, strategi-strategi yang dugunakan
organisasi dibedakan menjadi tiga level strategi yaitu: strategi korporat,
strategi bisnis dan strategi fungsional. Strategi korporat ( corporate strategy
), disususn sebagai arah jangka panjang bagi keseluruhan perusahaan, yaitu
perusahaan yang memiliki beberapa kegiatan bisnis atau multiple products (
multibusiness enterprise ). Strategi bisnis adalah strategi yang disususn oleh
kegiatan unit bisnis dari korporat ( single business unit ). Dalam hal perusahaan terdiri dari hanya satu unit
bisnis, maka strategi korporat sama dengan strategi bisnis. Sedangkan strategi
fungsional , adalah strategi pada level kegiatan operasional yang spesifik
seperti strategi SDM , strategi marketing , dan sebagainya.
Secara rinci macam strategi pada setiap level organisasi
tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.2.
IDENTIFIKASI
LINGKUNGAN DAN ANALISIS SWOT
Perencanaan perlu mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan
bisnis yang relevan dengan kondisi perusahaan saat ini dan melakukan analisis
tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam lingkungan bisnis
seperti itu ( analisis SWOT ). Para manajer yang terlibat dalam perencanaan ,
juga perlu mengidentifikasi faktor-faktor lain termasuk kompetensi dan
keunggulan kompetitif apa yang dimiliki organisasi. Dengan cara itu analist
bisa mengetahui posisis organisasi dalam industri.
MERUMUSKAN
TUJUAN STRATEGIK
Dengan mengetahui secara jelas arah strategik organisasi,
kondisi lingkungan yang dihadapi, kompetensi dan keunggulan kompetitif yang
dimiliki, manajemen dapat merumuskan tujuan-tujuan strategik yang akan dicapai
pada periode yang akan datang. Pada fase ini, rumusan visi,misi dan tujuan itu
, diterjemahkan ke dalam tujuan-tujuan strategik yaitu tujuan-tujuan yang
dirumuskan pada tingkat korporat atau pada level puncak dalam hierarki
manajerial. Kemudian tujuan-tujuan pada tingkat korporat atau organisasi ,
diterjemahkan menjadi tujuan-tujuan strategik pada tingkat fungsional atau
divisional ( divisi pemasaran, divisi SDM, dan sebagainya ) dan operasional (
unit ).
MENGEMBANGKAN
ALTERNATIF STRATEGI
Strategi-strategi bisnis , terkait dengan misi dan tujuan
yang di emban organisasi. Strategi SDM yang memiliki kompetensi dan motivasi
yang tinggi melalui fungsi-fungsi MSDM. Kualifikasi SDM yang tersedia
diharapkan mampu mendukung implementasi strategi bisnis tertentu sebagai upaya
mencapai misi dan tujuan yang telah digariskan.
Alternatif-alternatif strategi harus dikembangkangkan
untuk kemudian dipilih alternatif yang paling mungkin berhasil mencapai tujuan
strategik yang ditetapkan. Kembali kepada contoh Garuda , yang pernah
menerapkan strategi bisnis yang berorientasi pada penekanan biaya di segala bidang
( over all cost leadership ). Ternyata penerapan strategi tersebut teah
menurunkan kualitas proses operasional dan pelayanan yang akhirnya menurunkan
pendapatan perusahaan.
MEMILIH
STRATEGI
Strategi bisnis yang dirancang masih bersifat intended
strategy yaitu strategi dalam tatanan konseptual yang dirumuskan oleh manajer
puncak melalui proses pengambilan keputusan yang rasional yang dikembangkan
sebagai rencana strategis. Strategi yang tepat tidak mudah ditentukan karena
masih harus diuji dalam implementasinya. Jika dalam implementasi terdapat
keadaan-keadaan yang tidak terduga sehingga strategi yang diterapkan menjadi
kurang efektif dalam pencapaian tujuan maka strategi harus direvisi.
Oleh sebab itu, dalam perumusan strategi pada tingkat korporat
untuk mengurangi kemungkinan bias dalam konsep intended strategy, para manajer
tingkat bawah, dapat dilibatkan dalam proses perumusan strategi-strategi yang
secara fundamental dikembangkan dari pengalaman yang mereka peroleh di
lapangan. Strategi ini disebut sebagai emergent strategy. Namun demikian dalam
proses formulasi strategi manajer puncak harus mampu menetapkan pilihan secara
rasional.
KETERKAITAN
DAN KONSISTENSI KEBIJAKAN
Semua kebijakan yang tergambar pada masing-masing langkah
–langkah tersebut , memerlukan pengkajian yang lebih seksama secara integral.
Apakah faktor-faktor itu saling memperkuat dukungan dan konsisten dengan
program peningkatan kemampuan dan keahlian orang-orang dalam organisasi.
Sebagai contoh dapat dikemukakan kaitan antara program
pelatihan dan keahlian yang diperlukan. Program pelatihan di beberapa
organisasi bisnis atau nonbisnis seringkali terfokus pada pengembangan keahlian
individual, pengetahuan dan kompetensi lainnya dengan semangat keberhasilan
yang tinggi. Tetapi pada kenyataannya, semua keahlian, pengetahuan itu tidak
ada relevansinya dengan pencapaian tujuan organisasi. Begitu pula dengan
penerapan sistem kompensasi. Kompensasi selayaknya mendorong peningkatan
kinerja. Tetapi pada kenyataannya seringkali tidak mendorong kinerja individu
menjadi lebih baik.
Keterkaitan proses dengan tuntutan kemampuan SDM misalnya
perlu dikaji konsistensinya. Proses juga termasuk salah satu pilar penting
dalam organisasi. Proses yang efisien dan efektif akan mempercepat penghantaran
nilai kepada customers dan itu memerlukan dukungan SDM yang memahami misi dan
nilai dibalik suatu produk yang ditawarkan. Oleh sebab itu, kualitas SDM
merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam proses OD. Tetapi
harus diperhatikan juga , banyak hambatan dalam pengembangan SDM. Strategi
penghematan biaya yang berlebihan misalnya akan membuat suatu strategi SDM
menjadi tidak efektif karena pengembangan kemampuan SDM yang harus mengiringi
pelaksanaan strategi tidak didukung oleh dana yang cukup.
0 comments:
Post a Comment