KEPEMIMPIN VISIONER
Kepemimpinan visioner, adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk
memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para
anggota perusahaan dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha
yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas (Diana
Kartanegara, 2003).
a. Kompetensi Pemimpin Visioner
Kepemimpinan Visioner memerlukan kompetensi tertentu. Pemimipin visioner setidaknya harus
memiliki empat kompetensi kunci sebagaimana dikemukakan oleh Burt Nanus
(1992), yaitu:
1.
Seorang
pemimpin visioner harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif
dengan manajer dan karyawan lainnya dalam organisasi. Hal ini
membutuhkan pemimpin untuk menghasilkan “guidance, encouragement, and
motivation.”
2. Seorang
pemimpin visioner harus memahami lingkungan luar dan memiliki kemampuan
bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang. Ini termasuk, yang plaing penting, dapat "relate
skillfully" dengan orang-orang kunci di luar organisasi, namun
memainkan peran penting terhadap organisasi (investor, dan pelanggan).
3. Seorang pemimpin harus memegang peran
penting dalam membentuk dan mempengaruhi praktek organisasi, prosedur, produk
dan jasa. Seorang pemimpin dalam hal ini harus terlibat dalam organisasi untuk
menghasilkan dan mempertahankan kesempurnaan pelayanan, sejalan dengan
mempersiapkan dan memandu jalan organisasi ke masa depan (successfully
achieved vision).
4. Seorang pemimpin visioner harus memiliki
atau mengembangkan "ceruk" untuk mengantisipasi masa depan. Ceruk
ini merupakan ssebuah bentuk imajinatif, yang berdasarkan atas kemampuan
data untuk mengakses kebutuhan masa depan konsumen, teknologi, dan lain
sebagainya. Ini termasuk kemampuan untuk mengatur sumber daya organisasi guna
memperiapkan diri menghadapi kemunculan kebutuhan dan perubahan ini.
b. Barbara Brown mengajukan 10 kompetensi yang harus dimiliki oleh pemimpin visioner, yaitu:
1.Visualizing.
Pemimpin visioner mempunyai gambaran yang jelas tentang apa yang hendak dicapai dan mempunyai gambaran yang jelas kapan hal itu akan dapat dicapai.
2.Futuristic Thinking.
Pemimpin visioner tidak hanya memikirkan
di mana posisi bisnis pada saat ini, tetapi lebih memikirkan di mana posisi
yang diinginkan pada masa yang akan datang.
3.Showing Foresight.
Pemimpin visioner adalah perencana yang
dapat memperkirakan masa depan. Dalam membuat rencana tidak hanya
mempertimbangkan apa yang ingin dilakukan, tetapi mempertimbangkan teknologi,
prosedur, organisasi dan faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi rencana.
4.Proactive Planning.
Pemimpin visioner menetapkan sasaran dan
strategi yang spesifik untuk mencapai sasaran tersebut. Pemimpin visioner mampu
mengantisipasi atau mempertimbangkan rintangan potensial dan mengembangkan
rencana darurat untuk menanggulangi rintangan itu
5.Creative Thinking.
Dalam menghadapi tantangan
pemimpin visioner berusaha mencari alternatif jalan keluar yang baru dengan
memperhatikan isu, peluang dan masalah. Pemimpin visioner akan berkata “If
it ain’t broke, BREAK IT!”.
6.Taking Risks.
Pemimpin visioner berani mengambil resiko, dan menganggap kegagalan
sebagai peluang bukan kemunduran.
7.Process alignment.
Pemimpin visioner mengetahui bagaimana
cara menghubungkan sasaran dirinya dengan sasaran organisasi. Ia dapat dengan
segera menselaraskan tugas dan pekerjaan setiap departemen pada seluruh
organisasi.
8.Coalition building.
Pemimpin visioner menyadari
bahwa dalam rangka mencapai sasara dirinya, dia harus menciptakan hubungan yang
harmonis baik ke dalam maupun ke luar organisasi. Dia aktif mencari peluang
untuk bekerjasama dengan berbagai macam individu, departemen dan golongan tertentu.
9.Continuous Learning.
Pemimpin visioner harus mampu dengan
teratur mengambil bagian dalam pelatihan dan berbagai jenis
pengembanganlainnya, baik di dalam maupun di luar organisasi. Pemimpin visioner
mampu menguji setiap interaksi, negatif atau positif, sehingga mampu
mempelajari situasi. Pemimpin visioner mampu mengejar peluang untuk bekerjasama dan mengambil bagian dalam proyek yang dapat
memperluas pengetahuan, memberikan tantangan berpikir dan mengembangkan
imajinasi.
10.
Embracing
Change.
Pemimpin visioner mengetahui bahwa perubahan
adalah suatu bagian yang penting bagi pertumbuhan dan pengembangan. Ketika
ditemukan perubahan yang tidak diinginkan atau
tidak diantisipasi, pemimpin visioner dengan aktif menyelidiki jalan
yang dapat memberikan manfaat pada perubahan tersebut.
c. Peran Pemimpin Visioner
Burt Nanus (1992), mengungkapkan ada empat peran yang harus
dimainkan oleh pemimpin visioner dalam melaksanakan kepemimpinannya, yaitu:
- Peran penentu arah (direction setter). Peran ini merupakan peran di mana seorang pemimpin menyajikan suatu visi, meyakinkan gambaran atau target untuk suatu organisasi, guna diraih pada masa depan, dan melibatkan orang-orang dari "get-go." Hal ini bagi para ahli dalam studi dan praktek kepemimpinan merupakan esensi dari kepemimpinan. Sebagai penentu arah, seorang pemimpin menyampaikan visi, mengkomunikasikannya, memotivasi pekerja dan rekan, serta meyakinkan orang bahwa apa yang dilakukan merupakan hal yang benar, dan mendukung partisipasi pada seluruh tingkat dan pada seluruh tahap usaha menuju masa depan.
- Agen perubahan (agent of change). Agen perubahan merupakan peran penting kedua dari seorang pemimpin visioner. Dalam konteks perubahan, lingkungan eksternal adalah pusat. Ekonomi, sosial, teknologi, dan perubahan politis terjadi secara terus-menerus, beberapa berlangsung secara dramatis dan yang lainnya berlangsung dengan perlahan. Tentu saja, kebutuhan pelanggan dan pilihan berubah sebagaimana halnya perubahan keinginan para stakeholders. Para pemimpin yang efektif harus secara konstan menyesuaikan terhadap perubahan ini dan berpikir ke depan tentang perubahan potensial dan yang dapat dirubah. Hal ini menjamin bahwa pemimpin disediakan untuk seluruh situasi atau peristiwa-peristiwa yang dapat mengancam kesuksesan organisasi saat ini, dan yang paling penting masa depan. Akhirnya, fleksibilitas dan resiko yang dihitung pengambilan adalah juga penting lingkungan yang berubah.
- Juru bicara (spokesperson). Memperoleh "pesan" ke luar, dan juga berbicara, boleh dikatakan merupakan suatu bagian penting dari memimpikan masa depan suatu organisasi. Seorang pemimpin efektif adalah juga seseorang yang mengetahui dan menghargai segala bentuk komunikasi tersedia, guna menjelaskan dan membangun dukungan untuk suatu visi masa depan. Pemimpin, sebagai juru bicara untuk visi, harus mengkomunikasikan suatu pesan yang mengikat semua orang agar melibatkan diri dan menyentuh visi organisasi-secara internal dan secara eksternal. Visi yang disampaikan harus "bermanfaat, menarik, dan menumbulkan kegairahan tentang masa depan organisasi."
0 comments:
Post a Comment