Wednesday, November 6, 2013

ANALISIS , DESAIN JABATAN DAN DINAMIKA BISNIS



ANALISIS DAN DESAIN JABATAN

     Pada bab tiga telah dikemukakan bagaimana kaitan antara strategi bisnis dengan strategi SDM. Telah dikemukakan pula bahwa dalam kaitan strategi bisnis dan strategi SDM itu, perlu dilakukan diagnosis organisasi untuk menjamin keberhasilan strategi SDM mendukung strategi bisnisnya. Dalam diagnosis organisasi manajemen perlu melakukan analisis kekuatan dan kelemahan terhadap faktor-faktor dalam organisasiuntuk menjamin keberhasilan implementasi strategi bisnis tersebut. Salah satu faktor yang perlu dikaji adalah struktur organisasi yang didalam struktur itu tercermin jabatan-jabatan yang tersedia. Jabatan-jabatan yang ada dalam organisasi, merupakan bagian dari fleksibilitas organisasi dan karena itu sangat mungkin mengalami perubahan sesuai dengan dinamika bisnis.


ANALISIS , DESAIN JABATAN DAN DINAMIKA BISNIS

Jika kita mengamati fenomena bsnis di Indonesia, banyak sekali faktor-faktor atau peristiwa yang secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap struktur organisasi suatu perusahaan. Peristiwa peristiwa itu antara lain, gencarnya intervensi sistem teknologi informasi ( TI ) dalam proses bisnis sehingga mempengaruhi sistem manajemen perusahaan, pembelian saham-saham perusahaan oleh investor asing, krisis ekonomi yang berkepanjangan dan perubahan kebijakan pemerintah. Semua kejadian itu merupakan tekanan ( pressure point ) terhadap perusahaan-perusahaan tertentu, sehingga banyak perusahaan yang harus melakukan merger , akuisisi, restrukturisasi. Merger, akuisisi atau restrukturisasi , mengakibatkan perubahan pada struktur organisasi sehingga manajemen perlu melakukan analisis dan mendesain kembali terhadap jabatan-jabatan yang tersedia dalam struktur organisasi tersebut.
Dari uraian di muka dapat dikatakan bahwa analisis dan desain jabatan merupakan salah satu fungsi MSDM yang tidak terlepas dari dinamika kegiatan bisnis. Gencarnya persaingan bisnis , misalnya dalam industri perbankan , air minum , telekomunikasi dan lain –lain , mendorong perusahaan –perusahaan yang bergerak dalam bidang itu, untuk melakukan rekayasa kembali terhadap proses bisnisnya ( business process reengineering ), untuk memperkuat keunggulan daya saing masing-masing. Proses bisnis menyangkut bagaimana kegiatan bisnis dijalankan. Kegiatan bisnis ini dijalankan berdasarkan apa yang disebut sebagai core blue print yang meliputi antara lain visi, misi , rencana strategik dan tactical business plan serta SDM perusahaan.
Core blue print tersebut merupakan framework yang menghubungkan peran karyawan dengan kegiatan bisnis yang dijalankan. Masing-masing komponen dalam framework itu, selalu mengalami perubahan sejalan dengan perubahan kebutuhan perusahaan dan perubahan kebutuhan customers, serta tantangan yang dihadapi oleh perusahaan. Karena itu proses bisnis selalu perlu direkayasa kembali, agar perusahaan dapat bekerja secara efektif dan efisien dengan dukungan karyawan. Business Process Reengineering ( BPR ) , merupakan cara atau metodologi yang dikembangkan pada tahun 1990-an , yang diilhami oleh berbagai perubahan strategi.

0 comments:

Post a Comment