ANALISIS DAN DESAIN JABATAN
Pada bab tiga telah dikemukakan bagaimana kaitan antara
strategi bisnis dengan strategi SDM. Telah dikemukakan pula bahwa dalam kaitan
strategi bisnis dan strategi SDM itu, perlu dilakukan diagnosis organisasi
untuk menjamin keberhasilan strategi SDM mendukung strategi bisnisnya. Dalam
diagnosis organisasi manajemen perlu melakukan analisis kekuatan dan kelemahan
terhadap faktor-faktor dalam organisasiuntuk menjamin keberhasilan implementasi
strategi bisnis tersebut. Salah satu faktor yang perlu dikaji adalah struktur
organisasi yang didalam struktur itu tercermin jabatan-jabatan yang tersedia.
Jabatan-jabatan yang ada dalam organisasi, merupakan bagian dari fleksibilitas
organisasi dan karena itu sangat mungkin mengalami perubahan sesuai dengan
dinamika bisnis.
ANALISIS ,
DESAIN JABATAN DAN DINAMIKA BISNIS
Jika kita mengamati fenomena bsnis di Indonesia, banyak
sekali faktor-faktor atau peristiwa yang secara langsung atau tidak langsung
berpengaruh terhadap struktur organisasi suatu perusahaan. Peristiwa peristiwa
itu antara lain, gencarnya intervensi sistem teknologi informasi ( TI ) dalam
proses bisnis sehingga mempengaruhi sistem manajemen perusahaan, pembelian
saham-saham perusahaan oleh investor asing, krisis ekonomi yang berkepanjangan
dan perubahan kebijakan pemerintah. Semua kejadian itu merupakan tekanan (
pressure point ) terhadap perusahaan-perusahaan tertentu, sehingga banyak
perusahaan yang harus melakukan merger , akuisisi, restrukturisasi. Merger,
akuisisi atau restrukturisasi , mengakibatkan perubahan pada struktur
organisasi sehingga manajemen perlu melakukan analisis dan mendesain kembali
terhadap jabatan-jabatan yang tersedia dalam struktur organisasi tersebut.
Dari uraian di muka dapat dikatakan bahwa analisis dan
desain jabatan merupakan salah satu fungsi MSDM yang tidak terlepas dari dinamika
kegiatan bisnis. Gencarnya persaingan bisnis , misalnya dalam industri
perbankan , air minum , telekomunikasi dan lain –lain , mendorong perusahaan
–perusahaan yang bergerak dalam bidang itu, untuk melakukan rekayasa kembali
terhadap proses bisnisnya ( business process reengineering ), untuk memperkuat
keunggulan daya saing masing-masing. Proses bisnis menyangkut bagaimana
kegiatan bisnis dijalankan. Kegiatan bisnis ini dijalankan berdasarkan apa yang
disebut sebagai core blue print yang meliputi antara lain visi, misi , rencana
strategik dan tactical business plan serta SDM perusahaan.
Core blue print tersebut merupakan framework yang
menghubungkan peran karyawan dengan kegiatan bisnis yang dijalankan.
Masing-masing komponen dalam framework itu, selalu mengalami perubahan sejalan
dengan perubahan kebutuhan perusahaan dan perubahan kebutuhan customers, serta
tantangan yang dihadapi oleh perusahaan. Karena itu proses bisnis selalu perlu
direkayasa kembali, agar perusahaan dapat bekerja secara efektif dan efisien
dengan dukungan karyawan. Business Process Reengineering ( BPR ) , merupakan
cara atau metodologi yang dikembangkan pada tahun 1990-an , yang diilhami oleh
berbagai perubahan strategi.
0 comments:
Post a Comment