PEMANFAATAN LEMBAR KERJA SISWA DALAM PEMBELAJARAN
Penggunaan LKS dapat merupakan sesuatu yang memberikan motivasi untuk dilaksanakannya proyek individual maupun kerjasama kelompok di kelas. LKS tidak hanya membantu murid dalam memahami konsep mengenai IPS Ekonomi akan tetapi juga banyak membantu guru dalam penyampaian materi dalam rangka memberikan pemahaman konsep bahkan bukan hanya itu LKS juga dapat membantu guru dalam melaksanakan apa yang disebut dengan istilah pembelajaran berkolaborasi, sehingga bukan hanya konsep yang dipahami murid tetapi juga murid dapat menggali potensi-potensi yang ada pada dirinya. Para guru juga dapat terangsang untuk mengajarkan IPS Ekonomi lebih baik dengan penggunaan media LKS tersebut.
Istilah LKS ( Lembar Kerja Siswa ) sebenarnya sudah lama dipakai akan tetapi LKS itu sendiri dibagi menjadi dua katagori, yang pertama LKS yang dibuat sendiri oleh guru yang bersangkutan dan yang kedua yang sekarang banyak dipergunakan pada SMP atau sekolah-sekolah pada umumnya yaitu LKS yang sudah berbentuk buku yang dicetak oleh penerbit. Keduanya tentu saja sama-sama mengacu kepada apa yang dinamakan silabus, rencana pengajaran atau yang sering disebut dengan perangkat pembelajaran. Dalam proses pembelajaran menggunakan LKS sudah tersusun berbagai kombinasi dari berbagai model dan strategi seperti :
1. Metode pembelajaran berbasis fortofolio.
Dalam hal ini guru memberi tugas di luar jam pelajaran untuk menelaah atau membaca konsep dan subkonsep dan menerangkannya dalam lembar tugas yang telah tersedia. Sebelum dikumpul oleh guru yang bersangkutan kemajuan kerja murid terus dipantau (Budiansyah, 2003:25).
2. Metode pembelajaran kooperatif
Untuk pemyelesaian tugas yang diberikan oleh guru maka murid dibagi menjadi beberapa kelompok yang menelaah dan menjawab pertanyaan yang sudah tersedia pada LKS . Dalam kelompok itu sendiri murid bekerjasama untuk dapat menguasai konsep dan sub konsep yang ditugaskan kepada mereka oleh gurunya, dalam hal ini semua tugas yang diberikan guru dapat mereka selesaikan atau kuasai seluruhnya (Ibrahim; 2000:4)
3. Strategi diskusi
Diskusi kecil yang terjadi dalam proses pembelajaran memungkinkan terjadinya interaksi antara dua orang atau lebih dari setiap murid yang terlibat dalam pengerjaan tugas yang diberikan guru pada media LKS sehingga sangat memungkinkan sekali saling tukar-menukar informasi dan pengalaman, maka pada akhirnya murid akan menjadi aktif (Roestiyah, 2001:5).
4. Strategi kerja kelompok
Dalam pembelajaran murid dibagi dalam beberapa kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru pada LKS (Roestiyah, 2001:15).
Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menggunakan LKS juga gabungan dari berbagai macam pendekatan :
1. Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem dalam pembelajaran diarahkan agar semua komponen pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sastawijaya, 1991:1). Dalam hal ini seluruh murid kelas VIII SMP Negeri 5 Kotabaru terlibat dapat mengerjakan tugas pada lembar LKS yang telah diberikan oleh guru.
2. Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif ( CBSA )
CBSA menekankan keaktifan murid dalam kegiatan pembelajaran baik secara fisik, mental dan intelektual (Usman dan Setiawati, 2001:87). Untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru pada lembar LKS maka diperlukan keaktifan semua murid.
3. Pendekatan belajar tuntas
Belajar tuntas adalah taraf penguasaan minimal yang ditetapkan untuk semua unit bahan pelajaran baik secara perorangan maupun kelompok (Usman dan Setiawati, 2001:96). Dengan penggunaan LKS yang diberikan oleh guru kepada murid diharapkan murid dapat belajar tuntas.
4. Pendekatan keterampilan proses
Pendekatan keterampilan proses menekankan pada pertumbuhan dan pengembangan sejumlah keterampilan meliputi, pengamatan, klasifikasi, menafsirkan, meramalkan, aplikasi dan mengkomunikasikan (Usman dan Setiawati, 2001:78–79). Pembelajaran dengan menggunakan media LKS hampir dapat mengembangkan semua keterampilan dalam pendekatan keterampilan proses.
0 comments:
Post a Comment