Friday, November 8, 2013

PENGERTIAN, SASARAN, KARAKTERISTIK DAN TUJUAN SUPERVISI KLINIS

PENGERTIAN, SASARAN, KARAKTERISTIK DAN TUJUAN SUPERVISI KLINIS

Pengertian Supervisi Klinis

Supervisi klinis berasal dari kata supervisi dan klinis. Supervisi diartikan sebagai suatu bimbingan dan tuntunan kearah perbaikan dan penyempurnaan proses pembelajaran. Sedangkan klinis dalam hal ini diartikan :
Sebagai hubungan tatap muka antara supervisor dengan guru yang berfokus pada tingkah laku yang
        sebenarnya dari guru yang mengajar di kelas, maksudnya adalah tingkah laku yang sewajarnya, tidak 
        dibuat buat.
Sebagai kegiatan observasi dari dekat dan dilakukan secara cermat.
Mendiskripsikan hasil/ data observasi secara detail.
Sebagai hubungan yang kooperatif antara supervisor dan guru untuk bersama-sama mencermati
        penampilan guru dalam mengajar.
Mendorong guru melihat kekuranganya dalam mengajar dan menemukan cara unutk mengatasinya.
Secara umum supervisi klinis diartikan sebagai bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhannnya melalui siklus yang sistematis. Siklus sistematis ini meliputi: perencanaan, observasi yang cermat atas pelaksanaan dan pengkajian hasil observasi dengan segera dan obyektif tentang penampilan mengajarnya yang nyata.
Jika dikaji berdasarkan istilah dalam “klinis”, mengandung makna: (1) Pengobatan (klinis) dan (2) Siklus, yaitu serangkaian kegiatan yang merupakan daur ulang. Oleh karena itu makna yang terkandung dalam istilah klinis merujuk pada unsur-unsur khusus, sebagai berikut:
Adanya hubungan tatap muka antara pengawas dan guru didalam proses supervisi.
Terfokus pada tingkah laku yang sebenarnya didalam kelas.
Adanya observasi secara cermat.
Deskripsi pada observasi secara rinci.
Pengawas dan guru bersama-sama menilai penampilan guru.
Fokus observasi sesuai dengan permintaan kebutuhan guru.
Nana Sudjana (2008:5) mendiskripsikan bahwa supervisi klinis sebagai bantuan profesional yang diberikan kepada guru yang mengalami masalah dalam melaksanakan pembelajaran agar guru tersebut dapat mengatasi masalah yang dialaminya berkaitan dengan proses pembelajaran. Sedangkan menurut Cogan (1973), kegiatan pembinaan performansi guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Menurut Sergiovanni (1987) ada dua tujuan supervisi klinis: pengembangan profesional dan motivasi kerja guru dan memperbaiki proses pembelajaran yang kurang efektif. Menurut Keith Acheson dan Meredith Gall dalam bukunya jurang antara tingkah laku mengajar nyata dengan tingkah laku mengajar ideal. Dengan demikian penulis dapat mendeskripsikan makna supervisi klinis adalah bantuan profesional yang diberikan kepada guru yang mengalami masalah dalam pembelajaran agar guru yang bersangkutan dapat mengatasi masalahnya dengan menempuh langkah yang sistematis

2. Sasaran supervisi klinis
Sasaran supervisi klinis adalah perbaikan pembelajaran dan bukan perbaikan kepribadian guru. Untuk ini supervisor diharapkan untuk mengajarkan berbagai ketrampilan kepada guru yang meliputi antara lain :
a) Ketrampilan mengamati memahami (mempersepsi) proses pembelajaran secara analitik
b) Ketrampilan menganalisis proses pembelajaran secara rasional berdasarkan bukti-bukti pengamatan 
        yang jelas dan tepat
c) Ketrampilan dalam pembaharuan kurikulum, pelaksanaan serta pencobaannya
d) Ketrampilan dalam mengajar
Seperti telah disebutkan sasaran supervisi klinis adalah perbaikan cara mengajar dan bukan pengubahan kepribadian guru. Biasanya sasaran ini dioperasionalkan dalam sasaran-sasaran yang lebih kecil yaitu bagian ketrampilan mengajar yang bersifat spesifik yang mempunyai arti sangat penting dalam proses mengajar. Analisis konstruktif dilakukan untuk dapat secara tepat member penguatan (reinforcement) kepada pola tingkah laku yang berhasil dan mengarahkan serta tidak mencela atau menghukum pola-pola tingkah laku yang belum sukses.
            Dalam supervisi klinis supervisor dan guru merupakan teman sejawat dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran di kelas. Sasaran supervisi klinis sering kali dipusatka kepada : (a) kesadaran dan kepercayaan pribadi dalam melaksanakan tugas mengajar , (b) ketrampilan – ketrampilan dasar yang diperlukan dalam mengajar (generic skills), yang meliputi : (i) ketrampilan dalam menggunakan variasi dalam mengajar dan menggunakan stimulasi (ii) ketrampilan melibatkan siswa dalam proses belajar, (iii) ketrampilan dalam mengelola kelas dan disiplin kelas.

3. Karakteristik Supervisi Klinis
Merujuk pada pengertian yang telah dipaparkan, terdapat beberapa karakteristik supervisi klinis, yaitu:
a. Perbaikan dalam mengajar mengharuskan guru mempelajari keterampilan intelektual dan bertingkah
        laku berdasarkan keterampilan tersebut.
b. Fungsi utama supervisor adalah mengajar keterampilan-keterampilan kepada guru.
c. Fokus supervisi klinis adalah:
Perbaikan cara mengajar dan bukan mengubah kepribadian guru.
Dalam perencanaan pengajaran dan analisisnya merupakan pegangan supervisor dalam memperkirakan
        perilaku mengajar guru.
Pada sejumlah keterampilan mengajar yang mempunyai arti penting bagi pendidikan dan berada dalam
        jangkauan guru.
Pada analisis yang konstruktif dan memberi penguatan (reinforcement) pada pola-pola atau tingkah laku
        yang berhasil daripada “mencela” dan “menghukum” pola-pola tingkah laku yang belum sukses.
Didasarkan pada bukti pengamatan dan bukan atas keputusan penilaian yang tidak didukung oleh bukti
        nyata.
d. Siklus dalam merencanakan, mengajar dan menganalisis merupakn suatu komunitas dan dibangun atas 
       dasar pengalaman masa lampau.
e. Supervisi klinis merupakan suatu proses memberi dan menerima informasi yang dinamis dimana 
       supervisor dan guru merupakan teman sejawat didalam mencari pengertian bersama mengenai proses 
       pendidikan.
f. Proses supervisi klinis terutama berpusat pada interaksi verbal mengenai analisis jalannya pelajaran.
g. Setiap guru mempunyai kebebasan maupun tanggung jawab untuk mengemukakan pokok-pokok 
        persoalan, menganalisis cara mengajarnya sendiri dan mengembangkan gaya mengajarnya.
h. Supervisor mempunyai kebebasan dan tanggung jawab untuk menganalisis dan mengevaluasi cara 
       supervisi yang dilakukannya dengan cara yang sama seperti ketika ia menganalisis dan mengevaluasi 
       cara mengajar guru.
             Secara skematik, perbedaan antara supervisi kelas dengan supervisi klinis sebagai berikut (La Sulo, 1988 : 9):
Aspek- aspek  Supervisi Kelas Supervisi Klinis
1. Prakarsa dan Tanggung Jawab Terutama oleh supervisor Diutamakan oleh guru
2. Hubungan Supervisor-Guru Realisasi guru-siswa/atasan-bawahan Realisasi kolegial yang sederajat
        dan interaktif
3. Sifat Supervisi Cenderung direktif atau otokratif Bantuan yang demokratis
4. Sasaran Supervisi Samar-samar atau sesuai keinginan supervisor Diajukan oleh guru sesuai 
        kebutuhannya, dikaji bersama menjadi kontrak
5. Ruang Lingkup Umum dan luas Terbatas sesuai kontrak
6. Tujuan Supervisi Cenderung evaluatif Bimbingan yang analitik dan deskriptif
7. Peran Supervisor dalam Pertemuan Banyak memberi tahu dan mengarahkan Bertanya untuk analisis 
        diri
8. Balikan Samar-samar atau atas kesimpulan supervisor Dengan analisis dan interpretasi bersama 
        atas data observasi sesuai kontrak

4. Tujuan Supervisi Klinis

a. Tujuan umum
      Secara umum supervisi klinis bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan mengajar guru di kelas. Hubungan ini supervisi klinis merupakan kunci untuk meningkatkan kemampuan professional guru agar guru memiliki kemampuan untuk memperbaiki dirinya dalam melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu terdapat tujuan umum lainnya, seperti :
o Menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan kualitas proses 
        pembelajaran.
o Membantu guru untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
o Membantu guru untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang muncul dalam proses 
        pembelajaran
o Membantu guru untuk dapat menemukan cara pemecahan maslah yang ditemukan dalam proses 
        pembelajaran
o Membantu guru untuk mengembangkan sikap positif dalam mengembangkan diri secara berkelanjutan.

b. Tujuan khusus
Secara khusus Supervisi klinis bertujuan untuk:
Menyediakan suatu balikan yang objektif dalam kegiatan mengajar yang dilakuakan guru dengan 
        berfokus terhadap:
              Kesadaran dan kepercayaan diri dalam mengajar.
              Keterampilan-keterampilan dasar mengajar yang diperlukan.
Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah pembelajaran.
Membantu guru mengembangkan keterampilan dalam menggunakan strategi-strategi pembelajaran.
Membantu guru mengembangkan diri secara terus menerus dalam karir dan profesi mereka secara 
        mandiri.

0 comments:

Post a Comment