Wednesday, November 6, 2013

HUBUNGAN STRATEGI BISNIS DAN STRATEGI SUMBER DAYA MANUSIA



HUBUNGAN STRATEGI BISNIS DAN STRATEGI SDM

STRATEGI-STRATEGI ORGANISASI

Strategi-strategi yang dijalankan perusahaan bermacam-macam. Berdasarkan level organisasi, strategi-strategi yang dugunakan organisasi dibedakan menjadi tiga level strategi yaitu: strategi korporat, strategi bisnis dan strategi fungsional. Strategi korporat ( corporate strategy ), disususn sebagai arah jangka panjang bagi keseluruhan perusahaan, yaitu perusahaan yang memiliki beberapa kegiatan bisnis atau multiple products ( multibusiness enterprise ). Strategi bisnis adalah strategi yang disususn oleh kegiatan unit bisnis dari korporat ( single business unit ). Dalam hal  perusahaan terdiri dari hanya satu unit bisnis, maka strategi korporat sama dengan strategi bisnis. Sedangkan strategi fungsional , adalah strategi pada level kegiatan operasional yang spesifik seperti strategi SDM , strategi marketing , dan sebagainya.
Secara rinci macam strategi pada setiap level organisasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.2.


IDENTIFIKASI LINGKUNGAN DAN ANALISIS SWOT

Perencanaan perlu mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan bisnis yang relevan dengan kondisi perusahaan saat ini dan melakukan analisis tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam lingkungan bisnis seperti itu ( analisis SWOT ). Para manajer yang terlibat dalam perencanaan , juga perlu mengidentifikasi faktor-faktor lain termasuk kompetensi dan keunggulan kompetitif apa yang dimiliki organisasi. Dengan cara itu analist bisa mengetahui posisis organisasi dalam industri.


MERUMUSKAN TUJUAN STRATEGIK

Dengan mengetahui secara jelas arah strategik organisasi, kondisi lingkungan yang dihadapi, kompetensi dan keunggulan kompetitif yang dimiliki, manajemen dapat merumuskan tujuan-tujuan strategik yang akan dicapai pada periode yang akan datang. Pada fase ini, rumusan visi,misi dan tujuan itu , diterjemahkan ke dalam tujuan-tujuan strategik yaitu tujuan-tujuan yang dirumuskan pada tingkat korporat atau pada level puncak dalam hierarki manajerial. Kemudian tujuan-tujuan pada tingkat korporat atau organisasi , diterjemahkan menjadi tujuan-tujuan strategik pada tingkat fungsional atau divisional ( divisi pemasaran, divisi SDM, dan sebagainya ) dan operasional ( unit ).


MENGEMBANGKAN ALTERNATIF STRATEGI

Strategi-strategi bisnis , terkait dengan misi dan tujuan yang di emban organisasi. Strategi SDM yang memiliki kompetensi dan motivasi yang tinggi melalui fungsi-fungsi MSDM. Kualifikasi SDM yang tersedia diharapkan mampu mendukung implementasi strategi bisnis tertentu sebagai upaya mencapai misi dan tujuan yang telah digariskan.
Alternatif-alternatif strategi harus dikembangkangkan untuk kemudian dipilih alternatif yang paling mungkin berhasil mencapai tujuan strategik yang ditetapkan. Kembali kepada contoh Garuda , yang pernah menerapkan strategi bisnis yang berorientasi pada penekanan biaya di segala bidang ( over all cost leadership ). Ternyata penerapan strategi tersebut teah menurunkan kualitas proses operasional dan pelayanan yang akhirnya menurunkan pendapatan perusahaan.


MEMILIH STRATEGI

Strategi bisnis yang dirancang masih bersifat intended strategy yaitu strategi dalam tatanan konseptual yang dirumuskan oleh manajer puncak melalui proses pengambilan keputusan yang rasional yang dikembangkan sebagai rencana strategis. Strategi yang tepat tidak mudah ditentukan karena masih harus diuji dalam implementasinya. Jika dalam implementasi terdapat keadaan-keadaan yang tidak terduga sehingga strategi yang diterapkan menjadi kurang efektif dalam pencapaian tujuan maka strategi harus direvisi.
Oleh sebab itu, dalam perumusan strategi pada tingkat korporat untuk mengurangi kemungkinan bias dalam konsep intended strategy, para manajer tingkat bawah, dapat dilibatkan dalam proses perumusan strategi-strategi yang secara fundamental dikembangkan dari pengalaman yang mereka peroleh di lapangan. Strategi ini disebut sebagai emergent strategy. Namun demikian dalam proses formulasi strategi manajer puncak harus mampu menetapkan pilihan secara rasional.

KETERKAITAN DAN KONSISTENSI KEBIJAKAN

Semua kebijakan yang tergambar pada masing-masing langkah –langkah tersebut , memerlukan pengkajian yang lebih seksama secara integral. Apakah faktor-faktor itu saling memperkuat dukungan dan konsisten dengan program peningkatan kemampuan dan keahlian orang-orang dalam organisasi.
Sebagai contoh dapat dikemukakan kaitan antara program pelatihan dan keahlian yang diperlukan. Program pelatihan di beberapa organisasi bisnis atau nonbisnis seringkali terfokus pada pengembangan keahlian individual, pengetahuan dan kompetensi lainnya dengan semangat keberhasilan yang tinggi. Tetapi pada kenyataannya, semua keahlian, pengetahuan itu tidak ada relevansinya dengan pencapaian tujuan organisasi. Begitu pula dengan penerapan sistem kompensasi. Kompensasi selayaknya mendorong peningkatan kinerja. Tetapi pada kenyataannya seringkali tidak mendorong kinerja individu menjadi lebih baik.
Keterkaitan proses dengan tuntutan kemampuan SDM misalnya perlu dikaji konsistensinya. Proses juga termasuk salah satu pilar penting dalam organisasi. Proses yang efisien dan efektif akan mempercepat penghantaran nilai kepada customers dan itu memerlukan dukungan SDM yang memahami misi dan nilai dibalik suatu produk yang ditawarkan. Oleh sebab itu, kualitas SDM merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam proses OD. Tetapi harus diperhatikan juga , banyak hambatan dalam pengembangan SDM. Strategi penghematan biaya yang berlebihan misalnya akan membuat suatu strategi SDM menjadi tidak efektif karena pengembangan kemampuan SDM yang harus mengiringi pelaksanaan strategi tidak didukung oleh dana yang cukup.

0 comments:

Post a Comment