Thursday, June 5, 2014

Makalah Tentang Strategi Pelaksanaan Supervisi Pendidikan

Makalah Tentang Strategi Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Pada Lembaga Pendidikan Formal

A.    PENDAHULUAN
Semua negara dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia berusaha keras agar dapat menerapkan standar dalam menyelenggarakan pendidikannya. Tiap negara berlomba menetapkan kriteria minimal pada berbagai komponen strategis agar memenuhi standar mutu minimal  sebagai modal dasar untuk mengembangkan persaingan. Keberhasilannya diukur dengan indikator-indikator yang paling strategis sehingga menggambarkan hasil nyata sebagai komponen utama penentu daya saing.
Pendidikan yang bermutu tinggi atau berkualitas tinggi merupakan harapan setiap warga negara termasuk di Indonesia. Sebab pendidikan yang bermutu akan menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu pula. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab II pasal 3, menyatakan bahwa “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pendidikan adalah salah satu unsur paling penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan proses pendewasaan diri manusia itu sendiri serta selain itu pendidikan juga merupakan proses pembentukan pribadi dan karakter manusia. Kemudian, pada satu fokus yang lebih khusus yaitu pendidikan formal, manusia diberikan dasar-dasar pengetahuan sebagai pegangan dalam menjalani hidup dan menghadapi kenyataan hidup dimana didalam pendidikan formal dalam hal ini adalah sekolah menjadi suatu jenjang yang mungkin memang sudah selayaknya dilalui dalam proses kehidupan manusia. Kemudian dalam pendidikan sekolah itu, manusia juga selain melatih kedewasaan juga mengasah intelektualitasnya dan kompetensinya dalam tanggung jawab dan kesadaran.
Seperti telah dituliskan sebelumnya, pada dunia sekolah, manusia dilatih intelektualitasnya dengan pengetahuan dan ilmu-ilmu yang diajarkan dalam proses pendidikannya pada jenjang-jenjang yang telah ada dan diatur. Untuk itu, pada pendidikan sekolah sangat diperlukan adanya perencanaan dalam pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan tersebut. Perencanaan yang dimaksud adalah kurikulum pendidikan atau sekolah yang di dalamnya terdapat standar-standar pembelajaran dan pengembangan intelektualitas manusia.
Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. Pengawasan bertanggung jawab tentang keefektifan program itu. Oleh karena itu, supervisi haruslah meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Dalam makalah ini akan membahas masalah tentang strategi pelaksanaan supervisi pendidikan pada lembaga pendidikan formal.

B.    PERMASALAHAN
1.    Bagaimana strategi pelaksanaan supervisi pendidikan pada lembaga pendidikan formal ?
2.    Apa saja pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan supervisi pendidikan?

C.    KAJIAN PUSTAKA
Istilah supervisi baru muncul kurang lebih tiga dasawarsa terakhir ini (Suharsimi Arikunto, 2004). Kegiatan serupa yang dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau penilikan. Dalam konteks sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan, supervisi merupaka bagian dari proses administrasi dan manajemen. Kegiaan supervisi melengkapi fungsi-fungsi administrasi yang ada di sekolah sebagai fungsi terakhir, yaitu penilaian terhadap semua kegiatan dalam mencapai tujuan. Dengan supervisi, akan memberikan inspirasi untuk bersama-sama menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan jumlah lebih banyak, waktu lebih cepat, cara lebih mudah, dan hasil yang lebih baik daripada jika dikerjakan sendiri. Supervisi mempunyai peran mengoptimalkan tanggung jawab dari semua program. Supervisi bersangkut paut dengan semua upaya penelitian yang tertuju pada semua aspek yang merupakan factor penentu keberhasilan. Dengan mengetahui kondisi aspek-aspek tersebut secara rinci dan akurat, dapat diketahui dengan tepat pula apa yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas organisasi yang bersangkutan.
Good Carter memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran.
Boardman et. Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi modern.
Wilem Mantja (2007) mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan  supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan. Menurut Kimball Wiles (1967)Konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut : “Supervision is assistance in the development of a better teaching learning situation”. Ross L (1980), mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum.
Menurut Purwanto (1987), supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
Dari uraian definisi supervisi diatas, maka dapat dipahami para pakar menguraikan defenisi supervisi dari  tinjauan yg berbeda-beda.God Carter melihatnya sebagai usaha memimpin guru-guru dalam jabatan mengajar, Boardman. Melihat supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm masyarakat modern. Willem Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan untuk perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan. Kimball Wiles beranggapan bahwa faktor manusia yg memiliki kecakapan (skill) sangat penting untuk menciptakan suasana belajar mengajar yg lebih baik. Ross L memandang supervise sebagai pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan. Sedangkan Purwanto (1987) memandangkan sebagai pembinaan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
Secara umum strategi mengandung pergerakan suatu garis-garis besar haluan atau cara untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan pengertian supervisi pendidikan yang telah dibahas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa strategi supervisi pendidikan adalah cara-cara atau metode khusus untuk memberikan bantuan kepada guru dalam memperbaiki situasi belajar mengajar.
Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf denganya; termasuk ke dalamnya ialah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan profesional, yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus. Selain pendidikan formal di Indonesia juga dikenal dengan adanya pendidikan non formal dan informal. 
Pendidikan non formal  ialah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu didalam mencapai tujuan belajarnya. Sedangkan Pendidikan informal adalah proses yang berlagsung sepanjang usia sehingga setiap orang memperoleh nilai, sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh lingkungan termasuk didalamnya adalah pengaruh kehidupan keluarga, hubungan dengan tetanga, lingkungan pekerjaan, dan permainan, pasar, perpustakaan, dan media masa.

D.    PEMBAHASAN
1.    Strategi Pelaksanaan Supervisi Pendidikan pada Lembaga Pendidikan Formal
Secara umum strategi mengandung pergerakan suatu garis-garis besar haluan atau cara untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah di tentukan sebelumnya.Berdasarkan pengertian supervisi pendidikan yang telah dibahas sebelumnya,dapat disimpulkan bahwa strategi supervisi pendidikan adalah cara-cara atau metode khusus untuk memberikan bantuan kpda guru dlam memperbaiki situasi belajar mengajar.
Adapun strategi dasar yang dapat dilakukan supervisor dalam supervisi pendidikan meliputi hal-hal berikut:
1)    Meneliti dan mengamati pelaksanaan tugas kepsek atau guru
2)    Menentukan apakah pelaksanaan tugas suatu sekolah baik atau buru
3)    Memperbaiki hal-hal yang dianggap kurang sesuai dg harapan supervisor
4)     Memberikan bantuan kpd kepsek atau guru utk mengadakan perbaikan pelaksanaan tugasnya
5)    Mengadakan kerja sama dengan kepala sekolah dan guru untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh dalam mencapai tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah guru- guru dalam mengajar, masalah kepala sekolah dalam mengembangkan kelembagaan serta masalah-masalah lain yang berhubungan serta berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan
Teknik supervisi menurut Sahetian (2000) ada 2 macam yatu: 1. Supervisi yang bersifat individual, 2. Supervisi yang bersifat kelompok. Pembagian supervisi ini  didasarkan pada aspek pelaksanaannya yaitu secara sendiri, dan secara kelompok.
Teknik supervisi individual meliputi : supervisi kunjungan kelas dan supervisi obeservasi kelas.
1.    Kunjungan kelas
Yang dimaksud kunjungan kelas yaitu Kepala sekolah atau supervisor datang ke kelas untuk melihat cara guru mengajar di kelas. Dengan ini supervisi dapat melihat keadaan yang sebnarnya, tanpa dibuat-buat. Hal seperti ini dapat membiasakan guru agar selalu mempersiapkan diri sebaik-baiknya.
2.    Observasi kelas
Observasi kelas Melalui perkunjungan kelas, supervisor dapat mengobservasi situasi belajar-mengajar yang sebenarnya. Ada dua macam observasi kelas.
•    Observasi Observasi langsung (direct observation)
Dengan menggunakan alat observasi, supervisor mencatat absen yang dilihat pada saat guru Sedang mengajar.
•    Observasi Tidak Langsung Orang yang diobservasi dibatasi oleh ruang kaca di mana murid-murid tidak mengetahui (biasanya dilakukan dalam laboratorium untuk pengajaran mikro).
Sedangkan supervisi secara kelompok meliputi :
1.    Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting)
Fungsi komunikasi manajemen sekolah dapa terlaksana dengan baik apabila masing-masing sekolah mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pendapat, dan segala informasi yang ada dapat segera dengan cepat menyebar. Seorang kepala sekolah yang memenuhi fungsinya dengan baik, yaitu fungsi pengarahan (directing), pengkoordinasian(coordinating), dan pengkomunikasian (communicating), apabila dia tidak segan-segan menyelenggarakan pertemuan bersama dalam rapat dengan guru dan staf  TU secara rutin.
Dalam  pelaksanaan rapat, masalah waktu, dan tempat mempunyai pengaruh besar terhadap sukses atau tidaknya pertemuan tersebut. Kepala sekolah atau supervisor sebagai penginisiatif  rapat harus memperhitungkan berbagai segi didalam penetapan waktu dan tempat sehingga guru-guru dapat hair tanpa banyak merugikan penyelenggaraan pendidikan pengajaran umumnya, atau kepentingan pribadi guru yang bersangkutan, dan seupaya rapat membawa hasil yang diharapkan.
2.    Mengadakan diskusi kelompok (group discussion )
Diskusi adalah pertukaran pendapat tentang sesuatu masalah untuk dipecahkan bersama. Diskusi merupkan cara utuk mengembangkan ketrampilan anggota-anggotanya dalam mengatasi kesulitan-kesulitan dengan jalan bertukar pikiran.
Diskusi kelompok dilakukan sebagai metode untuk mengumpulkan data, namun juga dapat digunakan untuk mmpertemukan pendapat antar staf pimpinan saja. Diskusi kelompok dapat diselenggarakan dengan mengundang atau mengumpulkan guru-guru bidang studi sesuaidengan keperluannya.

2.    Pendekatan yang Digunakan dalam Pelaksanaan Supervisi Pendidikan
Dalam menjalankan tugasnya sebagai supervisor, antara supervisor yang satu dengan yang lainnya mungkin saja menggunakan metode pendekatan yang berbeda. Thomas JJ Serjiovanni mengatakan bahwa pelaksanaan supervisi di sekolah sekarang didasarkan pada satu atau merupakan kombinasi dari 3 teori kepengawasan pada umumnya, yakni: Tradisional scientific management,human relasion,& neo scientific management”.

a.    Tradisional scientific management.
Pendekatan ini melukiskan pandangan hasil supervise pendidikan yang otokratis. Guru-guru dianggap sbg alat management & dipakai untuk melaksanakan segala kewajiban yang telah di tentukan sesuai dengan keinginan-keinginan managemen. Pengawasan, efisiensi, & pertanggung jawaban Guru-guru sangat diperlukan.Situasi hubungan antara guru dan supervisor mirip sekali dg hubungan antara majikan dengan pembantunya, Sehingga system pengawasan terasa ketat dan kaku. Tugas supervisor sebagai inspektur yang fungsinya memberi arah, mengecek cara-cara guru mengajar, menilai dengan hasil belajar sesuai dengan informasi yang di sampaikan serba instruksi. Meskipun pendekatan ini sudah jarang digunakan, namun sisa-sisa pengaruh dari teori ini masih dapat ditemukan di sekolah-sekolah tertentu.

b.    Human relasions
Supervisi yang dipengaruhi oleh pandangan ini mendasarkan pada proses administrasi & management secara demokrasi. Guru-guru dipandang sebagai “manusia yang bulat” dan memiliki hak-hak pribadi bukan sekedar paket energi, ketrampilan dan sikap-sikap yang dibutuhkan oleh apa administrator maupun supervisor. Supervisor bekerja untuk menciptakan suatu kepuasan pada guru-guru dengan jalan menunjukkan perhatian pada mereka sebagai manusia. Pendekatan demikian didasari oleh pandangan bahwa sifat yang mempunyai kepuasan akan berusaha bekerja keras dan mudah diajak bekerja sama, dipimpin dan dikontrol. Parsitipasi dijadikan metode yang penting, dengan tujuan membuat guru agar mempunyai perasaan bahwa mereka penting dan berguna bagi sekolah. “Perasaan-perasaan pribadi” & “hubungan-hubungan yang menyenangkan” merupakan kata-kata semboyan dari pendekatan ini.

c.    Neoscientific management
Pendekatan ini lebih condong pada perhatian management ilmiah (pendekatan pertama) terhadap kontrol, pertangung jawaban, & efisiensi. Kata-kata semboyan gerakan pendekatan baru ini adalah “kompetensi guru”, “sasaran-sasaran kegiatan” dan “analisa cost benefit”. Dimensi tugas, perhatian terhadap jabatan, dan sasaran yang telah ditetapkan lebih ditekankan pada pendekatan ini, meskipun sering mengorbankan dimensi manusia. Pengawasan yang rasional, non pribadi dan teknis diterapkan sebagai pengganti sistem yang dijalankan pada pendekatan pertama. Asumsi dasarnya : apabila standar-standar kegiatan, sasaran-sasaran dan kompetensi tertentu dapat diidentifikasi, maka pekerjaan para guru akan dapat dikontrol dengan berpedoman pada standar-standar tersebut untuk meyakinkan bahwa proses pengajaran yang dilaksanakan telah berjalan dengan baik.

d.    Human resource
Pendekatan ini hampir sama dengan pendekatan human relation, yaitu sama-sama memperhatikan kepuasan pribadi guru dalam proses supervisi. Hanya saja cara memandangnya yang berbeda secara kritis. Pendekatan human relation memandang “kepuasan” sebagai alat untuk menciptakan suatu kegiatan sekolah yang lancar dan efektif. Supervisor boleh jadi melibatkan guru dalam proses pengambilan keputusan,karena hal itu dianggap akan meningkatkan kepuasan guru. Guru-guru yang memperoleh kepuasan diduga secara otomatis akan mudah diajak bekerja sama, dipimpin dan karenanya efektivitas akan meningkat. Rasionalnya adalah guru-guru ingin merasa penting dan terlibat. Perasaan ini akhirnya akan melahirkan sikap baik guru terhadap sekolah, sehingga mereka mudah diatur.
Sedangkan human resource memandang kepuasan sebagai tujuan yang diinginkan ke arah mana guru-guru akan bekerja. Kepuasan akan diperoleh setelah segala aktifitas telah dikerjakan dengan berhasil. Dan keberhasilan dalam menyelesaikan pekerjaan ini merupakn komponen kunci daripada efektifitas sekolah. Supervisor melibatkan guru-guru dalam proses pengambilan keputusan didasarkan pada potensi yang mereka miliki dianggap mampu meningkatkan efektifias sekolah. Suatu keputusan yang baik dan komitmen guru yang tinggi terhadap keputusan yang diambil itu akan menjamin meningkatnya efektivitas kegiatan sekolah. Keberhasilan inilah yang nantinya akan meningkatkan kepuasan pada guru.

E.    REKOMENDASI
Secara sederhana supervisi ialah pengawasan yang dilakukan untuk mencari kelemahan atau kekurangan yang ada kemudian diberikan solusi pemecahan atas kekurangan dan kelemahan yang ada. Supervisi pendidikan ini penting adanya terutama bagi peningkatan kualitas dan perbaikan terhadap berlangsungnya pendidikan.
Di dalam melakukan supervisi, seorang supervisor harus menguasai strategi, teknik dan pendekatan-pendekatan yang dibutuhkan agar kegiatan supervisi tersebut berjalan dengan baik dan tepat. Tanpa menguasai strategi-strategi seorang supervisor akan kesulitan dalam melakukan kegiatan pengawasan atau supervisi. Jika sudah demikian, maka supervisi tidak akan mampu menyelesaikan permasalahan, kekurangan dan kelemahan pada suatu lembaga pendidikan formal utamanya.
Di lembaga pendidikan formal yang sejatinya mempunyai sistem yang lebih rapi, mempunyai kurikulum, standar-standar tertentu dan lain sebagainya pastilah seorang supervisor dalam melakukan supervisi wajib menggunakan strategi, teknik dan pendekatan-pendekatan tertentu agar lembaga pendidikan formal tersebut dapat memiliki kualitas atau mutu yang tinggi dan sesuai dengan 8 standar pendidikan yang telah dijelaskan pada pertemuan sebelimnya. Jadi intinya supervisor harus menguasai strategi dalam melakukan supervisi, terutama pada lembaga pendidikan formal.

F.    SIMPULAN
1.    Adapun strategi dasar yang dapat dilakukan supervisor dalam supervisi pendidikan meliputi hal-hal berikut:
    Meneliti dan mengamati pelaksanaan tugas kepsek atau guru
    Menentukan apakah pelaksanaan tugas suatu sekolah baik atau buru
    Memperbaiki hal-hal yang dianggap kurang sesuai dg harapan supervisor
     Memberikan bantuan kpd kepsek atau guru utk mengadakan perbaikan pelaksanaan tugasnya
    Mengadakan kerja sama dengan kepala sekolah dan guru untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
Teknik supervisi individual meliputi : supervisi kunjungan kelas dan supervisi obeservasi kelas. Sedangkan supervisi secara kelompok meliputi: Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting) dan Mengadakan diskusi kelompok (group discussion ).
2.    Dalam menjalankan tugasnya sebagai supervisor, antara supervisor yang satu dengan yang lainnya mungkin saja menggunakan metode pendekatan yang berbeda. Thomas JJ Serjiovanni mengatakan bahwa pelaksanaan supervisi di sekolah sekarang didasarkan pada satu atau merupakan kombinasi dari 3 teori kepengawasan pada umumnya, yakni: Tradisional scientific management,human relasion,& neo scientific management”.

G.    DAFTAR PUSTAKA
Kisbiyanto, 2008, Supervisi Pendidikan, Kudus: Stain Kudus
Luk-luk Nur Mufidah, 2009, Supervisi Pendidikan, Yogyakarta: Teras
Piet A. Sahertian, 2008, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rieneka Cipta
http://maswanispdyahoocoid.blogspot.com/2007/05/pentingnya-supervisi-pendidikan.html
http://andinurdiansah.blogspot.com/2011/03/strategi-supervisi-pendidikan.html
http://www.infodiknas.com/fkip-unisma-pendidikan-formal-pendidikan-non-formal-dan-pendidikan-informal/

0 comments:

Post a Comment