Monday, August 4, 2014

KURIKULUM 2013 DAN PARADIGMA BELAJAR

KURIKULUM 2013 DAN PARADIGMA BELAJAR

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI berencana untuk mengganti kurikulum yang ada sekarang menjadi kurikulum 2013. Mendikbud Mohammad Nuh pada minggu kemaren menghadiri rembuk nasional kurikulum 2013 di Universitas Muhammadiyah Malang ( UMM ) yang dihadiri guru dilingkungan persyarikantan Muhammadiyah se jawa timur.
1.      Pengembangan Kurikulum
Kurikulum mempunyai hubungan yang sangat erat dengan teori pendidikan. Suatu kurikulum disusun mengacu pada satu atau beberapa teori kurikulum; dan suatu teori kurikulum diturunkan atau dijabarkan dari satu atau beberapa teori pendidikan.
Sekurang-kurangnya ada empat teori pendidikan yang dipandang mendasari pengembangan model kurikulum dan pelaksanaan pendidikan, yaitu pendidikan klasik, pendidikan pribadi, pendidikan interaksional, dan teknologi pendidikan (Lapp, 1975).
2.      Pendidikan Klasik
Kurikulum pendidikan klasik lebih menekankan kepada isi pendidikan, yang diambil dari disiplin-disiplin ilmu, disusun oleh para ahli tanpa mengikutsertakan guru-guru. Isi disusun secara logis, sistematis, dan berstruktur, dengan berpusatkan pada segi intelektual, sedikit sekali memperhatikan segi-segi sosial atau psikologis peserta didik. Guru mempunyai peranan yang sangat besar dan lebih dominan dalam pembelajaran. Guru yang aktif dan bertanggung jawab dalam segala aspek pembelajaran. Peserta didik mempunyai peran yang pasif, sebagai penerima informasi dan tugas-tugas dari guru. Kurikulumnya dapat dikategorikan sebagai Kurikulum Subyek Akademik.
3.      Pendidikan Pribadi,
Kurikulum Pendidikan Pribadi lebih menekankan pada proses pengembangan potensi peserta didik. Amteri ajar dipilih yang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik. Pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru-guru dengan melibatkan peserta didik. Tidak ada kurikulum standar, yang ada adalah kurikulum minimal, yang dalam implementasinya dikembangkan bersama peserta didik. Isi dan proses pembelajarannya selalu berubah sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik. Kurikulumnya dapat dikategorikan sebagai kurikulum pribadi atau kurikulum berpusat pada peserta didik atau kurikulum humanistik.
4.      Pendidikan Interaksional,
Kurikulum Pendidikan Interaksional menekankan pada isi maupun proses pendidikan sekaligus. Isi pendidikan terdiri atas problem-problem nyata yang actual yang dihadapi dalam kehidupan di masyarakat. Proses pendidikannya berbentuk kegiatan-kegiatan belajar kelompok yang mengutamakan kerjasama, baik antar peserta didik, antara peserta didik dengan guru, maupun antara peserta didik dan guru dengan sumber-sumber belajar yang lain. Kegiatan penilaian dilakukan baik terhadap hasil maupun proses belajar. Guru-guru melakukan kegiatan penilaian sepanjang kegiatan belajar. Kurikulumnya dikategorikan sebagai kurikulum interaksi atau kurikulum berpusat pada masalah atau kurikulum rekonstruksi sosial.
5.      Teknologi Pendidikan
Pengembangan kurikulum dilakukan oleh para ahli dan/atau guru-guru yang mempunyai kemampuan mengembangkan kurikulum. Perangkat kurikulum cukup lengkap, mulai dari struktur dan sebaran mata pelajaran sampai dengan rincian bahan ajar yang dipelajari oleh peserta didik, yang tersusun dalam satuan-satuan bahan ajar dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran, paket belajar, modul, paket program audio, video dan/atau komputer. Di dalamnya tercakup pula kegiatan pembelajaran dan bentuk-bentuk serta alat penilaiannya. Kurikulumnya dikategorikan sebagai Kurikulum Teknologi atau Kurikulum Berbasis Kompetensi
A.      Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum 1994 dan kurikulum-kurikulum sebelumnya sifatnya sentralistik, sesuai dengan era pengelolaan pemerintahan saat itu. Kurikulum disusun oleh Pemerintah (Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan - Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan), guru tinggal mengimplementasikannya di sekolah masing­masing,
Seiring dengan perubahan pengelolaan pemerintahan, yang memasuki era desentralisasi, otonomi daerah, diikuti dengan perubahan pengelolaan pendidikan, berupa desentralisasi pendidikan, otonomi  pendidikan, dan otonomi sekolah, maka kurikulum yang sifatnya sentralistik, seperti Kurikulum 1994 dan kurikulum-kurikulum sebelumnya, sudah tidak sesuai lagi dengan era otonomi sekolah.
Berkenaan dengan hal tersebut, pada tahun 2003 diberlakukan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang mengamanatkan bahwa salah satu strategi dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah mengembangkan dan melaksanakan kurikulum berbasis kompetensi. Selanjutnya, pada tahun 2005 telah diberlakukan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, sebagai pengaturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peraturan Pe­merintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tersebut mengatur tentang kurikulum pendidikan dan mengamanatkan bahwa kurikulum satuan pendidikan disusun oleh masing­masing satuan pendidikan, yang disebut dengan istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
B.       Kurikulum 2013
Kurikulum baru ini berorientasi pada perkembangan globalisasi dunia yang di dalamnya terdapat kemajuan teknologi informasi, masalah lingkungan hidup serta kebangkitan industri kreatif dan budaya. Kurikulum baru tersebut nan­tinya juga berbasis kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan dan pengetahuan, karena itu guru dituntut untuk banyak mencari tahu agar para siswa bisa dengan mu­dah mencari informasi dengan bebas melalu perkembangan teknologi. Hal ini juga akan mendorong siswa memiliki tanggung jawab pada lingkungan, kemampuan berkomunikasi serta memiliki kemampuan berfikir kritis.
Nantinya pada kurikulum baru ini akan banyak dibuka kelas terbuka. De­ngan model seperti ini diharapkan siswa mendapatkan kemajuan akademik yang pesat bukan hanya sekedar lulus tapi juga diimbangi pengetahuan. Karena itu dua mata pelajaran IPA dan IPS nantinya akan diintegrasikan/subtansinya akan dimasukkan ke dalam mata pelajaran lain. Pengintegrasian ini dianggap pen­ting karena untuk menyesuaikan zaman yang terus mengalami perkembangan pesat. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Pergeseran paradigma belajar abad 21 dan kerangka kompetensi abad 21 menjadi pijakan di dalam pengembangan kurikulum 2013.
Dengan adanya perubahan kurikulum ini nantinya guru yang akan menjadi ujung tombak ka­rena itu akan dipersiapkan mulai dari sekarang. Mengingat pendidikan dasar terendah di Indonesia adalah SD maka guru SD-lah yang akan dipersiapkan le­bih dulu. Makanya akan diprioritaskan mana yang lebih penting. Implemen­tasinya, akan disiapkan skenario pen­tahapan. Tahapannya bisa dimulai kelas 1 SD, 4 SD, kelas 7, kelas 10 terlebih da­hulu. Bila itu sudah dilakukan, guru yang harus dilatih tidak sejumlah total guru, yang 3 juta. Misal guru SD sebanyak 1,6 juta, yang akan dilatih sepertiga dari 1,6 juta dengan dikurangi guru agama, guru pendidikan jasmani, sehingga menjadi sekitar 300 ribu guru. Jadi nantinya se­tiap tahun akan mengadakan sertifikasi sekitar 300 ribu.
Pengembangan Kurikulum 2013 di­lakukan dalam empat tahap. Pertama, menyusun kurikulum di lingkungan in­ternal Kemdikbud dengan melibatkan sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu dan praktisi pendidikan dilanjutkan dengan pemaparan desain Kurikulum 2013 di depan Wakil Presiden selaku Ketua Komite Pendidikan. Ketiga, pe­laksanaan uji publik guna mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen ma­syarakat. Salah satu cara yang ditempuh selain melalui saluran on-line pada hala­man http/kurikulum2013.kemdikbud. go.id, juga melalui media massa cetak. Tahap keempat, dilakukan penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkan menjadi Kurikulum 2013.
Menambah Jam Pelajaran
Strategi pengembangan pendidikan dapat dilakukan pada upaya mening­katkan pencapaian pendidikan mela­lui pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi, efektivitas pembelajaran melalui kurikulum dan peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru, serta lama tinggal di sekolah dalam arti penambahan jam pelajaran.
Perlunya penambahan jam pelajaran ini merupakan proses pembelajaran dari kebiasaan sebelumnya dimana siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu dan proses penilaian dari yang sebelum­nya berbasis output menjadi berbasis proses dan output. Perubahan proses inilah yang memerlukan penambahan jam pelajaran.   
Penyusunan kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada penyederhanaan, tematik-integratif mengacu pada kuri­kulum 2006 di mana masih terdapat be­berapa permasalahan di antaranya :
1.         Konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan ditambah ting­kat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak.
2.         Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan dan pengetahuan. Bebe­rapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebu­tuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, kese­imbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam Kurikulum.
3.         Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembela­jaran yang berpusat pada guru.
4.         Standar penilaian belum mengarah­kan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala.
5.         Dengan adanya perubahan kurikulum ke kurikulum 2013 diharapkan dunia pendidikan mampu melahirkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, ino­vatif dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana) dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. Harus diakui dalam perkembangan kehidu­pan dan ilmu pengetahuan abad 21 saat ini telah banyak terjadi pergeser­an baik ciri maupun model pembe­lajaran. Inilah yang diantisipasi pada kurikulum 2013.
C.      Paradigma Belajar Abad 21
Selaras dengan prinsip-prinsip dalam revolusi pembelajaran (learning revolution), proses pembelajaran seharusnya berpijak pada pilar-pilar active learning, creative learning, effective learning, dan joyful learning. Pembelajaran juga berpijak pada empat pilar pendidikan menurut UNESCO, yakni Learning to know, learning to do, learning to be, dan learning how to live together.
Perubahan paradigma belajar di abad 21, yakni :
1.         Dari pengajaran (teaching) ke pembelajaran (learn­ing)
2.         Dari pembelajaran yang berpusat kepada guru (teachers-centered) menjadi pembelajaran yang berpusat kepada siswa (student-centered)
3.         Dari pembelajaran pasif ke cara belajar siswa aktif (CBSA) atau Student Active Learning (SAL)
4.         Dari sistem pembelajaran klasikal ke individual
5.         Dari penyamarataan ke keanekaragaman
6.         Dari pembelajaran yang mementingkan kecer­dasan intelektual menuju kecerdasan ganda atau dari pembelajaran yang mementingkan faktor IQ menuju pembelajaran yang mementingkan kecer­dasan ganda (EI = emotional intelligence, SI = spiri­tual intelligence, MI = motivation intelligence, dan tipe kecerdasan lainnya)
7.         Dari metode mengajar yang expository (memberi­kan informasi atau ceramah) ke metode proyek yang lebih banyak memberikan pengalaman belajar kepada siswa
8.         Dari suasana pembelajaran yang menakutkan (me­negangkan) ke suasana pembelajaran yang menye­nangkan
9.         Dari sistem pembelajaran yang menekankan aspek akademis ke sistem pembelajaran yang memerha­tikan potensi keseluruhan aspek kecerdasan
10.     Dari sistem pembelajaran yang menggunakan perangkat sederhana menuju sistem pembelajaran dengan perangkat elektronik
11.     Dari sistem pembelajaran monolitik ke sistem pembelajaran yang terintegrasi
Dari sistem pembelajaran tatap muka atau face to face ke sistem pembelajaran jarak jauh dan e-learn­ing

1 comments:

  1. Best 10 Casinos in Palm Springs, California 2021 - Mapyro
    The area's natural 부산광역 출장마사지 beauty, including the beach and beautiful 의정부 출장마사지 Jacuzzi. While there 동두천 출장안마 are plenty 토토 사이트 도메인 of tourist attractions in the 김포 출장안마 area, there are

    ReplyDelete