Tuesday, November 12, 2013

KONSEP KURIKULIM

Konsep Kurikulum
     Galius Julius Caesar dan pengikutnya pada abad ke-1 SM tak terpikirkan bahwa bangsa Romawi mewariskan satu kata yaitu “Kurikulum” yang digunakan hampir tiap hari oleh para pengajar di lebih dari 21 negara. Pengertian kurikulum sekarang ini sudah menjadi lebih luas.
     Hanya orang tertentu yang memahami kurikulum. Istilah kurikulum sangat identik dengan dunia pendidikan. Dia salah satu dimensi yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Dimensi yang lain dalam dunia pendidikan professional seperti administrasi, pengajaran dan pengawasan lebih berorientasi dan menekankan pada sebuah kegiatan/aktivitas. Administrasi yaitu kegiatan pengadministrasian, pengajaran adalah kegiatan mengajar, dan pengawasan adalah kegiatan mengawasi. Tapi bagaimana kurikulum dalam kegiatan ? Ketika administrator mengadministrasikan, pengajar mengajar dan pengawas mengawasi, tidak ada personil di sekolah yang dikurikulumkan atau melakukan kegiatan kurikulum.
     Pencarian terhadap definisi kurikulum terus dilakukan. Dwayne Huebnerm menggambarkan bahwa sebelumnya kurikulum berarti ganda dan menurutnya kurang memenuhi syarat sebagai kurikulum. Hasil penelitian Elizabet Vallance melihat bahwa kurikulum tidak memiliki arti yang jelas, baik sebagai sebuah disiplin ilmu dan dalam prakteknya di lapangan, kurikulum kekurangan batas-batas murninya. Sesungguhnya kurikulum dapat dianalogikan seperti orang buta yang menjelaskan tentang gajah. Ada yang mengatakan gajah itu seperti pohon kelapa yang berkulit tebal, karena ia memegang kakinya yang berkulit tebal. Ada yang mengatakan bahwa gajah seperti pterodactyl karena ia memegang bagian telinganya. Dan orang yang memegang bagian yang lain mengatakan bahwa gajah seperti ekor yang berhubungan dengan bagian yang lain.
     Dahulu memang sangat sulit mengartikan sebuah kurikulum, tidak nyata, total, sulit terukur, melihat secara keseluruhan tentang kurikulum. Beberapa peneliti tertarik melihat rencana tertulis untuk dapat mengartikan sebuah kurikulum. Bagaimanapun juga, para peneliti mengetahui bahwa di tiap sekolah dimana guru mengajar para siswa menunjukkan keberadaan kurikulum. Berdasarkan hasil pengamatan langsung terhadap interaksi guru dan murid di kelas menghasilkan istilah pengajaran.
     Penelitian terhadap kurikulum layaknya bagai mengamati jejak Bigfoot, yeti dan sasquash di Pantai Selatan Bassie yang disebut sebagai “Monster Loch Ness”. Bigfoot, Yeti dan Sasquash meninggalkan jejak di Lumpur dan salju. Di Danau Bessie dan Nessie diberitahu ada orang yang melihat riak air danau yang besar yang diyakini merupakan keberadaan binatang besar, tetapi tidak ada seorangpun yang berhasil menunjukkan rekaman/foto makhluk tersebut. Demikian juga dengan kurikulum. Mungkin jika kegiatan di sekolah direkam setiap hari, baik di kelas, koridor, kantor dan ruang lainnya kemudian rekamannya diteliti secepat para pemimpin militer mengambil tindakan, maka kurikulum dapat disimpulkan.

0 comments:

Post a Comment