Pendekatan Direktif
Pada pendekatan ini tanggung jawab proses Supervisi hampir sepenuhnya berada pada supervisor, sedangkan tanggung jawab guru sifatnya ringan. Mantja (1998) menyebutkan para pakar mengemukakan bahwa pendekatan direktif dalam kesupervisian telah dikenal sejak diterapkannya kegiatan layanan Supervisi. Pola ini dianggap kurang efektif dan mungkin pula kurang manusiawi, karena para guru yang tidak diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas mereka. Pada pola ini, supervisor memang mengambil sepenuhnya tanggung jawab supervisi, Ia dapat melakukan perubahan perilaku mengajar guru dengan memberikan pengarahan yang dijelas terhadap setiap rencana kegiatan yang dapat dievaluasi. Sekalipun Supervisi bersifat direktif terhadap guru tertentu, bagi para guru baru, pendekatan ini dianggap lebih baik, karena biasanya lebih tekun memperhatikan penampilan mereka mengajar. Dengan cara itu, guru dapat mengharapkan lebih banyak informasi guna memperbaiki penampilan mengajar mereka, demikian dilaporkan oleh Filler (dalam Mantja, 1998:180).
Supervisi Direktif juga lebih cocok untuk latar (setting) sekolah yang menuntut guru untuk memenuhi tugas-tugas pengajaran secara ketat, demikian kata harris (dalam Mantja, 1998:180). Penelitian Ginkel (dalam Mantja, 1998:181) yang mengkaji hubungan antara pendekatan Supervisi dan tingkat koseptual guru, menemukan bahwa hanya para guru yang dikatagorikan tingkat konseptualnya rendah saja yang menyukai pendekatan direktif.
Supervisi dengan pendekatan direktif didasarkan atas asumsi bahwa kemampuan mengajar terdiri dari sejumlah keterampilan teknis dengan standard dan kompetensi yang berlaku bagi semua guru. Perilaku Supervisi pada pendekatan ini adalah menjelaskan, mengarahkan, memberikan contoh dan menilai kemampuan tersebut (Glickman & Tamashiro, 1980; Glickman & pajak 1986).
Dalam pada itu ( Glickman, 1982) menemukan bahwa guru baru ternyata lebih suka disupervisi dengan pendekatan direktif, karena dengan pendekatan itu ia berhasil memperbaiki perilaku mengajarnya. Guru baru lebih senang apabila masalahnya dijelaskan dan kemudian cara pemecahannya ditujukkan. Jelaslah bahwa Supervisi dengan perilaku atau pendekatan direktif bermanfaat untuk kasus-kasus yang spesifik dijelaskan diatas.
0 comments:
Post a Comment