METODE DAN TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN
- Metode dan Teknik Supervisi
Tugas pengawas satuan pendidiakan ketika melaksanakan tugas
pengawasaannya, haruslah memahami metode dan teknik supervisi akademik
agar kegiatan supervise dapat dilaksanakan dengan baik dan hasil
pembinaanya mencapai tujuan pembinaan. Ada beberapa metode dan teknik
supervise yang dapat dilakukan pengawas. Metode-metode tersebut
dibedakan antara yang bersifat individual dan kelompok.
- Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi yang
diberikan kepada guru tertentu yang mempunyai masalah khusus dan
bersifat perorangan. Supervisor atau pengawas hany berhadapan seorang
guru yang dipandang memiliki persoalan tertentu. Teknik-teknik supervisi
yang dikelompokkan sebagai teknik individual meliputi: kunjungan kelas,
observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antar kelas, dan
menilai diri sendiri.
- Kunjungan Kelas
Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah,
pengawas, dan Pembina lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan proses
belajar mengajar, sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam rangka
pembinaan guru. Tujuan kunjungan kelas ini adalah untuk menolong guru
dalam mengatasi kesulitan atau masalah guru di dalam kelas. Melalui
kunjungan kelas, pengawas akan membantu permasalahan yang
dialaminya.kunjungan kelas dapat dilakukan dengan pemberitahuan atau
tanpa oemberitahuan terlebih dahulu, dan bias juga atas dasar undangan
dari guru itu sendiri.
Dalam melaksan akan kunjungan kelas, terdapat empat tahap, yaitu1) Tahap persiapan, Pada tahap ini, pengawas merencanakan waktu, sasaran,
dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas.
2) Tahap pengamatan, yaitu mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung.
3) Tahap akhir kunjungan, pada tahap akhir ini pengawas bersama guru
mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil observasi,
setelah itu dilakukan tindak lanjut.
Ada beberapa criteria kunjungan kelas yang baik, yaitu;
1) Memiliki tujuan-tujuan tertentu.
2) Mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan guru.
3) Menggunakan instrument observasi tertentu untuk mendapatkan daya yang obyektif.
4) Terjadi interaksi antara Pembina dan yang dibina sehingga menimbulkan sikap
saling pengertian.
5) Pelaksanaan kunjungan kelas tidak menganggu proses belajar mengajar.
6) Pelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut.
- Observasi Kelas
Observasi kelas secara sederhana dapat diartikan melihat dan
memperhatikan secara teliti terhadap gejala yang tampak. Observasi kelas
adalah teknik observasi yang dilakukan oleh supervisor terhadap proses
pembelajaran yang sedang berlangsung. Tujuannya adalah untuk memperoleh
data seobyektif mungkin mengenai aspek-aspek dalam situasi belajar
mengajar, kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam usaha
memperbaiki proses belajar mengajar. Secara umum yang diamati selama
proses pembelajaran adalah:
1) Usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran.2) Cara penggunaan media pengajaran.
3) Reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar.
4) Keadaan media pengajaran yang dipakai dari segi materialnya.
Dalam pelaksanaan observasi kelas dilakukan beberapa tahap, yaitu:
1) Persiapan observasi kelas.
2) Pelaksanaan observasi kelas.
3) Penutupan pelaksanaan observasi kelas.
4) Penilaian hasil observasi.
5) Tindak lanjut.
Ketika supervisor/pengawas melaksanakan observasi kelas, sebaiknya menggunakan instrument observasi tertentu, antara lain evaluative check-list, activity check-list.
- Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan
tukar pikiran antara Pembina atau supervisor guru, guru dengan guru,
mengenai usaha meningkatkan kemampuan professional guru. Tujuannya
adalah: (1) memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui
pemecahan masalah yang dihadapi; (2) mengembangkan hal mengajar yang
lebih baik; (3) memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri
sendiri; dan (4) menghilangkan atau menghindari segala prasangka yang
bukan-bukan.
- Kunjungan Antar Kelas
Kunjungan antarkelas dapat juga digolongkan sebagai teknik supervisi
secara perorangan. Kegiatan ini dilakukan guru yang satu berkunjung ke
kelas yang lain dalam lingkungan sekolah itu sendiri. Melalui kunjungan
antarkelas ini diharapkan guru akan memperoleh pengalaman baru dari
teman sejawatnya mengenai pelaksanaan proses pembelajaran, pengelolaan
kelas, dan sebagainya. Agar kunjungan antarkelas ini dapat berhasil
dengan baik dan bermanfaat, maka harus ada beberapa hal yang
diperhatikan antara lain:
1) Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi dengan sebaik-baiknya.
Diupayakan agar mencari guru yang berpengalaman sehingga mampu memberikan
pengalaman baru bagi guru-guru yang akan mengunjungi.
2) Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi.
3) Sediakan segala fasilitas yang diperlukan dalam kunjungan kelas.
4) Supervisor/pengawas hendaknya mengikuti acara ini denbgan cermat. Amatilah
apa-apa yang ditampilakn secara cermat, dan mencatatnya pada format tertentu.
5) Adakan tindak lanjut setelah kunjungan antarkelas selesai. Missal, dengan
percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu.
6) Segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, yaitu dengan
menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi.
7) Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas berikutnya.
- Menilai diri Sendiri
Menilai diri sendiri merupakan satu teknik individual dalam supervisi
pendidikan. Penilaian diri sendiri memberikan informasi secara obyektif
kepada guru tentang peranannya di kelas dan memberikan kesempatan
kepada guru mempelajari metode pengajarannya dalam mempengaruhi murid.
Dengan demikian guru akan terdorong untuk mengembangkan diri secara
professional.
Ada beberapa cara/alat untuk menilai diri sendiri yaitu:1) Buat suatu pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid
untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas (buat dalam bentuk pertanyaan
bias pertanyaan \ tertutup atau terbuka dan tidak perlu menyebut nama).
2) Menganalisis tes-tes terhadap unit kerja.
3) Mencatat murid-murid dalam suatu catatan, baik mereka bekerja secara
perorangan maupun secara kelompok.
- Teknik Supervisi Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program
supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang
diduga sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan
atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan
menjadi satu/bersama-sama. Kemudian pada kelompok ini diberikan layanan
supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang dihadapi.
Teknik supervisi kelompok ada beberapa diantaranya adalah:1) Kepanitiaan-kepanitiaan
2) Kerja kelompok
3) Laboratorium kurikulum
4) Baca terpimpin
5) Demonstrasi pembelajaran
6) Darmawisata
7) Kuliah/studi
8) Diskusi panel
9) Perpustakaan jabatan
10) Organisasi professional
11) Bulletin supervisi
12) Pertemuan guru.
13) Lokakarya atau konferensi kelompok.
- Langkah-langkah pembinaan kemampuan Guru
Ada beberapa langkah pembinaan kemampuan guru melalui supervisi
akademik, yaitu: (1) menciptakan hubungan-hubungan yang harmonis; (2)
analisis kebutuhan; (3) mengembangkan strategi dan media; (4) menilai,
dan (5) revisi.
- Menciptakan Hubungan yang Harmonis
Langkah pertama dalam pembinaan keterampilan pembelajaran guru adalah
menciptakan hubungan yang harmonis antara pengawas dan guru, serta
semua pihak yang terkait dengan program pembinaan keterampilan
pembelajaran guru. Dalam upaya melaksanakan supervisi akademik
diperlukan kejelasan informasi antar personil yang terkait. Tanpa adanya
kejelasan, maka guru akan bingung, tidak tahu apa yang diharapkan oleh
kepala sekolah, dan meyakini bahwa tujuan pokok dalam pengukuran
kemampuan guru, sebagai langkah awal setiap pembinaan keterampilan
pembelajaran melalui supervisi akademik. Hal ini dilakukan untuk
mengidentifikasi guru yang baik dan kurang terampil dala mengajar.
Untuk mewujudkan penciptaan hubungan yang harmonis diperlukan
komunikasi yang efektif. Dalam komunikasi yang efektif memiliki sejumlah
prinsip yang harus diterapkan oleh kepala sekolah, yaitu:
1) Berbicara sebijaksana dan sebaik mungkin.
2) Ikutilah pembicaraan orang lain secara seksama.
3) Ciptakan hubungan interpersonal antar personil.
4) Berpikirlah sebelum berbicara.
5) Ikutilah norma-norma yang berlaku pada latar sekolah.
6) Usahakanlah untuk memahami pendapat orang lain.
7) Konsentrasikan pada pesanmu, bukan pada dirimu sendiri.
8) Kumpulkan materi untuk mengadakan diskusi bila perlu.
9) Persingkat pembicaraan.
10)Ciptakan ketindaksanggupan
11) Bersemangatlah.
12) Raihlah sikap orang lain untuk membantu program.
13) Berkomunikasilah dengan “eye communication”.
14) Selalu mencoba.
15) Jadilah pendengar yang baik.
16) Ketahuilah kapan sebaiknya berhenti berkomunikasi.
- Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan sebagai langkah kedua dalam pembinaan keterampilan
pengajaran guru. Secara hakiki, analisis kebutuhan merupakan upaya
menentukan perbedaan antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
dipersyaratkan dan secara nyata dimiliki. Dalam rangka memenuhi prinsip
ini diperlukan analisis kebutuhan tentang keterampilan pengajaran guru
yang harus dikembangkan melalui supervisi pengajaran. Untuk melaksanakan
kegiatan ini menggunakan langkah-langkah menganalisis kebutuhan sebagai
berikut:
perbedaan (gap) apa saja yang ada antara pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang nyata dimiliki guru dan yang seharusnya dimiliki guru?
Perbedaan di kelompok, disintesiskan dan diklarifikasi.
2) Mengidentifikasi lingkungan dan hambatan-hambatannya.
3) Menetapkan tujuan umum jangka pangjang.
4) Mengidentifikasi tugas-tugas manajemen yang dibutuhkan fase ini,
seperti keuangan,sumber-sumber, perlengkapan dan media.
5) Mencatat prosedur-prosedur untuk mengumpulkan informasi tambahan tentang
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki guru. Pergunakanlah teknik-
teknik tertentu, seperti; mengundang konsultan dari luar sekolah, wawancara,
dan kuesioner.
6) Mengidentifikasi dan mencatat kebutuhan-kebutuhan khusu pembinaan
keterampilan pembelajaran guru. Pergunakanlah kata-kata perilau atau performasi.
7) Menetapkan kebutuhan-kebutuhan pembinaan keterampilan pembelajaran guru
yang bias dibina melalui teknik dan media selain pendidikan.
8) Mencatat dan member kode kebutuhan-kebutuhan pembinaan keterampilan
pembelajaran guru yang akan dibina melalui cara-cara lainnya.
Referensi :
Pidarta, Made. (1992). Pemikiran Tentang Supervisi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Purwanto, Ngalim. (2003). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
0 comments:
Post a Comment