Strategi Supervisi Pendidikan
Secara
umum strategi mengandung pergerakan suatu garis-garis besar haluan atau
cara untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah di
tentukan sebelumnya.Berdasarkan pengertian supervisi pendidikan yang
telah dibahas sebelumnya,dapat disimpulkan bahwa strategi supervisi
pendidikan adalah cara-cara atau metode khusus untuk memberikan bantuan
kpda guru dlam memperbaiki situasi belajar mengajar.
Adapun strategi dasar yang dapat dilakukan supervisor dlm supervise pendidikan meliputi hal-hal berikut:
1. Meneliti dan mengamati pelaksanaan tugas kepsek atau guru
2. Menentukan apakah pelaksanaan tugas suatu sekolah baik atau buruk
3. Memperbaiki hal-hal yang dianggap kurang sesuai dg harapan supervisor
4. Memberikan bantuan kpd kepsek atau guru utk mengadakan perbaikan pelaksanaan tugasnya
5. Mengadakan kerja sama dengan kepala sekolah dan guru untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
Dalam
menjalankan tugasnya sbg supervisor,antara supervisor yang satu dengan
yang lainnya mungkin saja menggunakan metode pendekatan yang
berbeda.Thomas JJ Serjiovanni mengatakan bahwa pelaksanaan supervise di
sekolah sekarang di dasarkan pada satu atau merupakan kombinasi dari 3
teori kepengawasan pada umumnya,yakni:
Tradisional ( scientific management,human relasion,& neo scientific management”.(TJ Sergiovanni,1875 , hal 1-4)
Pendekatan-pendekatan terhadap supervise pendidikan ;
1. Tradisional scientific management.
Pendekatan
ini melukiskan pandangan hasil supervise pendidikan yang
otokratis.Guru-guru dianggap sbg alat management & dipakai untuk
melaksanakan segala kewajiban yang telah di tentukan sesuai dg
keinginan-keinginan managemen.Pengawasan,efisiensi,& pertanggung
jawaban Guru-guru sangat diperlukan.Situasi hubungan antara guru dan
supervisor mirip sekali dg hubungan antara majikan dg
pembantunya,Sehingga system pengawasan terasa ketat dan kaku.Tugas
supervisor sbg inspektur yg fungsinya memberi arah,mengecek cara-cara
guru mengajar, menilai dengan hasil belajar sesuai dengan informasi yang
di sampaikan serba instruksi.Meskipun pendekatan ini sudah jarang
digunakan,namun sisa-sisa pengaruh dari teori ini masih dapat ditemukan
di sekolah-sekolah tertentu.
2. Human relasions
Supervisi yang dipengaruhi oleh pandangan ini mendasarkan pada proses administrasi & management secara demokrasi.Guru-guru dipandang
sbg “ manusia yang bulat” dan memiliki hak-hak pribadi bukan sekedar
paket energi,ketrampilan dan sikap-sikap yang dibutuhkan oleh apa
administrator maupun supervisor.Supervisor bekerja untuk menciptakan
suatu kepuasan pada guru-guru dg jalan menunjukkan perhatian pada mereka
sbg manusia.Pendekatan demikian didasari oleh pandangan bahwa sifat
yang mempunyai kepuasan akan berusaha bekerja keras dan mudah diajak bekerja
sama,di pimpin & dikontrol.Parsitipasi dijadikan metode yang
penting,dg tujuan membuat guru agar mempunyai perasaan bahwa mereka
penting dan berguna bagi sekolah.” Perasaan-perasaan pribadi” &
“hubungan-hubungan yang menyenangkan” merupakan kata-kata semboyan dari
pendekatan ini
3. Neoscientific management
Pendekatan
ini lebih condong pada perhatian management ilmiah (pendekatan pertama)
thd control,pertanggungan jawab, & efisiensi.Kata-kata semboyan
gerakan pendekatan baru ini adalah “ kompetensi guru “,” sasaran-sasaran
kegiatan” dan “analisa cost benefit”.Dimensi tugas,perhatian thd
jabatan,& sasaran yang telah ditetapkan lebih ditekankan pada
pendekatan ini ,meskipun sering mengorbankan
dimensi manusia. Pengawasan yang rasional,non pribadi & teknis
diterapkan sbg pengganti system yang dijalankan pada pendekatan
pertama.Asumsi dasarnya :apabila standar2 kegiatan,sasaran2 dan
kompetensi tertentu dapat diidentifikasi,maka pekerjaan para guru akan dapat dikontrol dengan berpedoman pada standar2 tsb untuk meyakinkan bahwa proses pengajaran yg dilaksanakan telah berjalan dengan baik.
4. Human resource
Pendekatan
ini hampir sama dengan pendekatan human relation.yaitu sama-sama
memperhatikan kepuasan pribadi guru dalam proses supervise.Hanya saja
cara memandangnya yang berbeda secara kritis.Pendekatan human relation
memandang ” kepuasan” sbg alat untuk menciptakan suatu kegiatan sekolah
yang lancar dan efektif. Supervisor boleh jadi melibatkan guru dalam
proses pengambilan keputusan,karena hal itu dianggap akan meningkatkan
kepuasan guru. Guru-guru yang memperoleh kepuasan diduga secara otomatis
akan mudah diajak bekerja sama,dipimpin dan karenanya efektivutas akan
meningkat.Rasionalnya adalah guru-guru ingin merasa penting dan
terlibat.Perasaan ini akhirnya akan melahirkan sikap baik guru thd
sekolah,shg mereka mudah diatur.
Sedangkan human resource memandang kepuasan sebagai tujuan yang diinginkan ke arah mana guru-guru akan
bekerja. Kepuasan akan diperoleh setelah segala aktifitas telah
dikerjakan dg berhasil.Dan keberhasilan dalam menyelesaikan pekerjaan
ini merupakn komponen kunci daripada efektifitas sekolah.Supervisor
melibatkan guru-guru dalam proses pengambilan keputusan didasarkan pada
potensi yang mereka miliki dianggap mampu meningkatkan efektifias
sekolah.Suatu keputusan yang baik & komitmen guru yang tunggi thd
keputusan yang diambil itu akan menjamin meningkatnya efektivitas
kegiatan sekolah. Keberhasilan inilah yang nantinya akan meningkatkan
kepuasan pada guru.
0 comments:
Post a Comment